Banjir Rendam Ratusan Rumah Kabupaten Demak
Banjir Rendam Ratusan Rumah Kabupaten Demak

Banjir Rendam Ratusan Rumah Kabupaten Demak

Banjir Rendam Ratusan Rumah Kabupaten Demak

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Banjir Rendam Ratusan Rumah Kabupaten Demak
Banjir Rendam Ratusan Rumah Kabupaten Demak

Banjir Rendam Ratusan Rumah hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, sejak Selasa malam (27/5) menyebabkan banjir yang merendam ratusan rumah warga di beberapa kecamatan. Intensitas hujan yang tinggi selama lebih dari 10 jam terus menerus, ditambah dengan jebolnya tanggul Sungai Wulan, menjadi penyebab utama meluapnya air hingga ke pemukiman warga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak mencatat bahwa air mulai memasuki rumah-rumah warga sejak pukul 04.00 pagi pada Rabu (28/5).

Kecamatan Karanganyar dan Karangawen menjadi daerah yang paling parah terdampak. Di dua kecamatan ini, sedikitnya 850 rumah terendam air setinggi 30 cm hingga 1,2 meter. Beberapa desa yang terdampak antara lain Desa Undaan Lor, Desa Ketanjung, dan Desa Sidomulyo. Selain merendam rumah, banjir juga menggenangi jalan utama penghubung antar desa, sehingga menghambat mobilitas warga dan akses bantuan.

Menurut Kepala BPBD Demak, Sutikno, hujan deras yang terjadi disertai meluapnya debit sungai telah meningkatkan tekanan air pada tanggul yang sudah dalam kondisi rapuh. “Sebenarnya tanggul sudah mengalami keretakan sejak seminggu lalu, dan kami telah melaporkan hal tersebut. Namun karena curah hujan ekstrem, tanggul akhirnya jebol dan air tidak dapat terbendung lagi,” ujar Sutikno dalam konferensi pers.

Sementara itu, warga setempat mengaku tidak mendapat peringatan dini tentang potensi banjir. Beberapa di antaranya bahkan tidak sempat menyelamatkan barang-barang penting mereka karena banjir datang secara tiba-tiba. “Air langsung masuk ke rumah jam empat pagi, saya dan keluarga cuma bisa selamatkan surat-surat penting dan beberapa pakaian,” kata Suparman, warga Desa Ketanjung.

Banjir Rendam Ratusan Rumah hingga Rabu sore, genangan air di beberapa wilayah masih bertahan meski debit air sudah mulai menurun. Namun, curah hujan yang diperkirakan masih tinggi dalam beberapa hari ke depan membuat potensi banjir susulan tetap ada. Warga diimbau tetap siaga dan mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Proses Evakuasi Dan Penyaluran Bantuan Terhambat Akses

Proses Evakuasi Dan Penyaluran Bantuan Terhambat Akses, proses evakuasi menjadi prioritas utama. Tim SAR gabungan bersama BPBD, TNI, Polri, dan relawan bergerak cepat mengevakuasi warga yang rumahnya terendam cukup parah. Namun, akses jalan yang terendam dan minimnya perahu karet membuat proses evakuasi berlangsung lambat. Hingga siang hari, baru sekitar 250 warga yang berhasil dievakuasi ke tempat pengungsian sementara, yakni di balai desa dan masjid setempat.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Demak, Widi Hartono, menjelaskan bahwa pihaknya telah mendirikan posko darurat di lima titik, dan membagikan makanan cepat saji, air mineral, serta tikar dan selimut. “Kami berupaya mempercepat penyaluran logistik, namun jalan yang tergenang menyebabkan kendaraan sulit masuk ke wilayah terdampak. Oleh karena itu, kami juga melibatkan relawan lokal dan memanfaatkan perahu karet,” ujarnya.

Di lapangan, masih banyak warga yang belum mendapatkan bantuan secara merata. Beberapa titik pengungsian bahkan mengeluhkan kekurangan makanan dan obat-obatan. Dalam pantauan tim, anak-anak dan lansia menjadi kelompok yang paling rentan terhadap kondisi saat ini. Mereka mengalami gangguan kesehatan ringan seperti flu, batuk, dan kulit gatal akibat air banjir yang kotor.

Sementara itu, relawan Palang Merah Indonesia (PMI) juga turun langsung membantu evakuasi dan pelayanan kesehatan dasar. Mereka membuka pos kesehatan keliling untuk menjangkau warga yang belum sempat dievakuasi. Tim medis memberikan pertolongan pertama dan mendata warga yang membutuhkan penanganan lanjutan.

Pemerintah Kabupaten Demak telah meminta bantuan tambahan dari Pemprov Jawa Tengah berupa tenda pengungsi, logistik makanan, dan personel tambahan. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan akan meninjau lokasi banjir secara langsung dalam waktu dekat dan memastikan bantuan segera datang. “Keselamatan warga adalah yang utama. Kami akan all out bantu Demak,” ujar Ganjar dalam keterangan tertulis.

Dampak Sosial Dan Ekonomi Mulai Terasa Dari Banjir Rendam Ratusan Rumah

Dampak Sosial Dan Ekonomi Mulai Terasa Dari Banjir Rendam Ratusan Rumah di Kabupaten Demak mulai menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Aktivitas warga lumpuh, banyak sekolah yang diliburkan, dan sejumlah pelaku usaha kecil terpaksa menghentikan kegiatan mereka. Warga tidak hanya kehilangan tempat tinggal sementara, tetapi juga mata pencaharian, terutama mereka yang bergantung pada pertanian dan usaha rumahan.

Di Desa Undaan Lor, sebagian besar warga bekerja sebagai petani dan pengrajin tahu tempe. Namun, sawah-sawah mereka kini terendam, dan produksi tahu tempe terganggu karena tidak ada pasokan air bersih dan bahan baku. Menurut warga setempat, kerugian yang mereka alami bisa mencapai jutaan rupiah per keluarga. “Saya sudah tanam padi sebulan lalu, sekarang semua terendam. Bisa gagal panen,” kata Warno, salah satu petani.

Sementara itu, anak-anak sekolah di daerah terdampak diliburkan karena gedung sekolah terendam dan akses ke lokasi tidak memungkinkan. Beberapa guru mencoba memberikan pembelajaran secara daring, tetapi keterbatasan jaringan internet di desa menyulitkan hal tersebut. Dinas Pendidikan Demak menyatakan akan melakukan pendataan dan perbaikan fasilitas setelah banjir surut.

Dampak lain yang dirasakan warga adalah terganggunya jaringan listrik dan air bersih. Beberapa gardu listrik padam demi menghindari korsleting, dan sumur warga terkontaminasi air banjir. Warga kini bergantung pada suplai air bersih dari mobil tangki yang dikirim oleh PDAM dan Dinas Kesehatan.

Dari sisi psikologis, banyak warga yang mengalami stres dan trauma, terutama anak-anak. Beberapa di antaranya menunjukkan tanda-tanda kecemasan akibat kehilangan rumah dan harus tinggal di tempat pengungsian yang sempit. Psikolog dari Universitas Negeri Semarang menyarankan agar pemerintah menyediakan layanan konseling di posko pengungsian.

Kerugian akibat banjir di Demak diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Pemerintah daerah masih melakukan pendataan untuk memastikan nilai kerusakan dan kebutuhan bantuan. Harapannya, pemerintah pusat dapat segera turun tangan memberikan dukungan pemulihan ekonomi masyarakat yang terdampak.

Pemerintah Diminta Lakukan Normalisasi Sungai Dan Perbaikan Tanggul

Pemerintah Diminta Lakukan Normalisasi Sungai Dan Perbaikan Tanggul yang merendam ratusan rumah di Kabupaten Demak, desakan kepada pemerintah untuk melakukan normalisasi sungai dan perbaikan tanggul semakin menguat. Warga menilai bahwa banjir ini bisa dicegah jika infrastruktur penahan banjir seperti tanggul dan saluran air dalam kondisi baik. Sayangnya, perawatan terhadap fasilitas tersebut dianggap minim.

Menurut Ketua RW di Desa Ketanjung, permintaan warga agar dilakukan penguatan tanggul sudah sering diajukan sejak tahun lalu, namun belum ada tindak lanjut. “Kami sudah ajukan proposal ke dinas terkait agar tanggul Sungai Wulan diperbaiki, tapi hanya dijanjikan. Sekarang baru kejadian besar,” ujarnya dengan nada kecewa.

Akademisi dari Universitas Diponegoro, Dr. Bambang Suwarno, menyatakan bahwa wilayah Demak memang memiliki risiko tinggi banjir karena kontur tanahnya yang rendah dan banyaknya aliran sungai kecil. Namun, dengan sistem drainase yang baik dan tanggul yang kokoh, risiko itu bisa diminimalkan. Ia menilai perlu adanya rencana jangka panjang berupa normalisasi sungai dan revitalisasi sistem kanal di seluruh Demak bagian utara dan barat.

Pemerintah Kabupaten Demak melalui Dinas Pekerjaan Umum menyatakan akan segera melakukan kajian dan mengusulkan proyek tanggap darurat untuk perbaikan tanggul jebol dan pengerukan sungai. “Kami akan libatkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk melakukan audit teknis, dan selanjutnya mengajukan anggaran ke pusat,” ujar Kepala Dinas PU Demak.

Selain itu, pemerintah juga berencana memperkuat sistem peringatan dini (early warning system) agar warga bisa lebih siap menghadapi potensi banjir di masa depan. Kerja sama dengan BMKG untuk pemantauan curah hujan juga akan ditingkatkan, terutama saat musim penghujan berlangsung.

Warga berharap agar janji-janji perbaikan tidak hanya berhenti di atas kertas. Mereka menginginkan tindakan nyata agar kejadian serupa tidak terulang. Banjir besar kali ini menjadi pelajaran penting bahwa mitigasi bencana harus menjadi prioritas utama di wilayah-wilayah rawan seperti Demak dari Banjir Rendam Ratusan Rumah.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait